Sekolah Online Pasca Covid Menjadi Polemik Bagi Orang Tua
Sekolah online pasca covid menyebar secara signigikan di Indonesia semakin memprihatinkan dan mendapatkan berbagai macam tanggapan beragam. Semenjak awal tahun ajaran baru di tanggal 13 Juli 2020 kemarin, sekumpulan guru maupun kalangan orang tua mengaku sangat khawatir atas lambannya peningkatan kemampuan akademik siswa akibat menerapkan pendidikan jarak jauh (PJJ). Kebijakan PJJ adalah hasil rembukan pemerintah darurat karena ingin berupaya semaksimal mungkin dalam pencegahan timbulnya klaster baru disamping itu juga memang bisa menghindari ketika di rumah memang bermain judi bandar qq online dan juga di daftar ATOM4D online terpercaya di Indonesia tersebut. Menurut mereka, fasilitas penunjang belajar daring masih sangat minim dan belum layak sehingga murid menjadi tidak siap untuk belajar dari rumah dan sangat tidak efektif. Sekolah Online Pasca Covid Menjadi Polemik Bagi Orang Tua Apabila tidak segera menemukan solusi terbaik atas masalah ini, dikhawatirkan nantinya pencapaian akademik siswa menurun drastis. Bahkan pendapat ini juga setali tiga uang dengan berbagai pakar maupun pengamat pendidikan di Republik Indonesia yang sebetulnya masih masuk dalam tahap negara berkembang. Opini barusan adalah suara dari para orang tua yang lebih setuju jika anaknya mendapatkan pendidikan tatap muka dan kembali normal seperti biasanya. Sebagian besar lainnya justru menyatakan keberatan apabila pemerintah memaksakan pembelajaran tatap muka atas dasar alasan bahaya pandemi. Pemerintah setempat pun mengakui adanya sejumlah keterbatasan terkait sistem POKER ONLINE yang kurang canggih dan jarak jauh sehingga proses permainan judi poker tidak maksimal. Mereka mengucapkan permohonan maaf yang sebesar – besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia, dan berjanji akan segera mencari jalan tengah agar murid tetap dapat menerima pelajaran sekaligus terjamin keselamatannya dari ancaman covid. Sekolah Online Pasca Covid Dipertanyakan Efektifitasnya Sekolah online pasca covid merupakan sebuah hal yang mungkin tidak akan pernah terbayangkan akan terjadi secara serempak di seluruh penjuru Indonesia. seorang guru sekolah dasar negeri di Kalimantan Barat bernama Bapak Oktoriyadi mengungkapkan aspirasinya kepada awak media beberapa saat lalu. Ia menceritakan bahwa setidaknya sudah berbulan – bulan para muridnya tidak mendapatkan ilmu pelajaran seperti sebelumnya. Pasalnya, desa mereka sangatlah terpencil sehingga sulit mendapatkan akses internet karena masih menjadi sebuah barang mewah bagi penduduk desa dan sekitarnya. Sekolah Online Pasca Covid Dipertanyakan Efektifitasnya Daripada memaksakan diri untuk mengadakan video call, murid – murid lebih memilih untuk membantu orangtua mereka bercocok tanam di ladang. Terlebih lagi, jangankan untuk menikmati fasilitas internet seperti belajar ataupun bermain ceme online melalui jejaring internet, sekedar menelepon maupun membalas pesan singkat saja sudah menjadi sebuah usaha tersendiri karena tidak ada tower provider di sana. Lebih lanjut Oktoriyadi menuturkan kisahnya, desa mereka pun seringkali kehilangan pasokan listrik di siang hari sehingga mereka harus menggunakannya dengan bijak. Siaran paling murah di wilayah mereka hanyalah TVRI, itu pun tak semua warga memiliki televisi di rumahnya sehingga harus menonton beramai – ramai ke balai desa hanya demi mendapatkan hiburan semata. Oktoriyadi mengaku sangat khawatir apabila mayoritas siswa nantinya menjadi semakin terbelakang karena tidak mendapatkan akses ke pendidikan. Seperti kita ketahui, seluruh sekolah di Indonesia kini sedang libur total karena pemerintah meminta rakyat untuk berdiam diri di rumah demi mengurangi kecepatan sebaran corona. Dilema Menyakitkan Antara Kesehatan Atau Pendidikan Oktoriyadi berkelakar mengenai keberatannya terhadap keberadaan sekolah online pasca covid karena semakin memperlihatkan ketimpangan sosial. Ia merasa bahwa desanya sangat jauh dari ancaman covid sehingga lebih baik untuk tetap melanjutkan saja pendidikan normal tatap muka seperti biasanya. Pendapat pribadinya bukan tanpa alasan, sebab ia merasa bahwa area tempatnya tinggal belum termasuk dalam zona merah wilayah persebaran virus corona. Apabila masih merasa khawatir, Oktoriyadi bersedia untuk menjalankan protokol kesehatan seperti kewajiban mengenakan masker, menggunakan hand sanitizer, serta menjaga jarak duduk antar siswa. Dilema Sekolah Online Pasca Covid Antara Kesehatan Atau Pendidikan Desa Kapuas Hulu tempat Oktoriyadi berdomisili hanya memiliki satu kasus positif covid, dua pasien sedang dalam pengawasan, sementara target pantau sekitar 500 orang. Itu semua merupakan catatan pada bulan Juni 2020 ketika pandemi ini sedang menanjak secara signifikan semenjak pertama kali penemuannya pada bulan Maret lalu di sekitar daerah Bekasi, Jawa Barat. Ada juga seorang guru di Purwakarta, Jawa Barat yang memilih untuk mengajar secara bergilir atau door to door layaknya sales panci kompleks perumahan. Ia sama sekali tidak keberatan meski tindakannya tidak mendapat insentif maupun reward khusus, karena itu murni inisiatifnya dalam rangka mempertahankan situasi belajar mengajar yang ideal menurut pemahaman pribadinya. Guru yang menolak untuk disebutkan namanya itu juga melanjutkan bahwa ia pesimis sekolah online dapat mengantarkan kurikulum dengan optimal. Ia juga termasuk kelompok yang setuju terhadap pengembalian siswa belajar seperti biasa melalui metode tatap muka karena wilayahnya masih merupakan zona hijau.
Nothing Found
It looks like nothing was found at this location. Maybe try a search?